Begini Kronologi Kekerasan Selama Sepekan di Masjid Al Aqsa
Yerusalem—Ketegangan dan kekerasan melanda kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem selama sepekan terakhir. Korban berjatuhan baik dari pihak Palestina maupun Israel hingga mengundang kecaman keras dari dunia internasional.
Rangkaian peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih sepekan sejak 14 Juli 2017. Berikut rangkaian peristiwa yang terjadi seperti dilansir Al Monitor, Senin 24 Juli 2017:
- Serangan dan penutupan Masjid Al-Aqsa
Pada 14 Juli 2017, 3 orang Arab Israel bersenjata senapan otomatis dan pisau keluar dari kompleks Haram al-Sharif atau dikenal juga sebagai Bukit Suci bagi orang Yahudi. Mereka menembak mati 2 polisi Israel keturunan Druze yang berjaga di dekat lokasi.
Mereka kabur ke arah dalam di mana terdapat Masjid Al-Aqsa. Mereka kemudian ditembak mati oleh militer.
Rangkaian peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih sepekan sejak 14 Juli 2017. Berikut rangkaian peristiwa yang terjadi seperti dilansir Al Monitor, Senin 24 Juli 2017:
- Serangan dan penutupan Masjid Al-Aqsa
Pada 14 Juli 2017, 3 orang Arab Israel bersenjata senapan otomatis dan pisau keluar dari kompleks Haram al-Sharif atau dikenal juga sebagai Bukit Suci bagi orang Yahudi. Mereka menembak mati 2 polisi Israel keturunan Druze yang berjaga di dekat lokasi.
Mereka kabur ke arah dalam di mana terdapat Masjid Al-Aqsa. Mereka kemudian ditembak mati oleh militer.
Orang Arab Israel adalah keturunan orang Palestina yang tetap tinggal di tanah mereka setelah terciptanya Israel pada tahun 1948.
Atas kejadian itu, Israel memutuskan menutup kompleks tersebut untuk pertama kali sejak wilayah itu diduduki Zionis 69 tahun silam.
Akibatnya, umat Muslim Palestina tidak bisa melakukan salat Jumat yang memicu kemarahan umat Muslim.
Lokasi itu tetap tertutup pada hari berikutnya, sementara bagian lain dari Kota Tua Yerusalem dalam kondisi terkurung lantaran Israel mengerahkan pencarian atas senjata lain yang diduga disembunyikan.
- Detektor metal
Pada 15 Juli, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bila lokasi itu akan dibuka pada hari berikutnya dan militer akan memasang detektor metal atau metal detector dan kamera pengawas untuk mencegah serangan lagi.
Namun ketika kompleks itu buka pada 16 Juli dengan segala perangkat keamanan tersebut, umat Muslim menolak memasuki kompleks. Kebijakan itu diartikan sebagai kontrol Israel atas lokasi itu.
Para umat Muslim pun menggelar salat berjamaah di jalanan menuju ke lokasi.
- Bentrok
Dari 16 Juli hingga 20 Juli, bentrokan sporadis terjadi setelah salat. Para muslim tetap menolak memasuki kompleks Masjid Al Aqsa yang telah dipasangi detektor metal.
Salah satu insiden yang terjadi pada 18 Juli yaitu imam besar Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, yang tertembak.
Imam tersebut baru saja selesai menunaikan salat Isya pada Selasa 18 Juli waktu setempat ketika polisi Israel mencoba membubarkan paksa para jemaah. Sabri dilaporkan terluka akibat tembakan tersebut dan telah dibawa ke ke Rumah Sakit Al Maqassid di Yerusalem timur. Tidak diketahui bagaimana kondisinya saat ini.
Pada 20 Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan kepemimpinan Palestina untuk mendesak Israel memindahkan detektor metal tersebut.
Meski badan keamanan Israel Shin Bet menyarankan sebaliknya, Netanyahu memutuskan untuk tetap meletakkan detektor metal tersebut di lokasi, memungkinkan polisi untuk menerapkan kebijakan dengan menggunakannya.
- Puncak bentrokan
Menjelang salat Jumat pada 21 Juli, polisi Israel membatasi orang-orang yang masuk ke dalam kompleks Kota Tua. Mereka melarang orang-orang di usia di bawah 50 tahun.
Protes keras pun terjadi dan demonstrasi tak terelakkan. Hingga pada akhirnya bentrok terjadi di sejumlah kota Tepi Barat dan berujung pada tewasnya 3 orang Palestina.
Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan memutus kontak dengan Israel.
Akibatnya, umat Muslim Palestina tidak bisa melakukan salat Jumat yang memicu kemarahan umat Muslim.
Lokasi itu tetap tertutup pada hari berikutnya, sementara bagian lain dari Kota Tua Yerusalem dalam kondisi terkurung lantaran Israel mengerahkan pencarian atas senjata lain yang diduga disembunyikan.
- Detektor metal
Pada 15 Juli, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bila lokasi itu akan dibuka pada hari berikutnya dan militer akan memasang detektor metal atau metal detector dan kamera pengawas untuk mencegah serangan lagi.
Namun ketika kompleks itu buka pada 16 Juli dengan segala perangkat keamanan tersebut, umat Muslim menolak memasuki kompleks. Kebijakan itu diartikan sebagai kontrol Israel atas lokasi itu.
Para umat Muslim pun menggelar salat berjamaah di jalanan menuju ke lokasi.
- Bentrok
Dari 16 Juli hingga 20 Juli, bentrokan sporadis terjadi setelah salat. Para muslim tetap menolak memasuki kompleks Masjid Al Aqsa yang telah dipasangi detektor metal.
Salah satu insiden yang terjadi pada 18 Juli yaitu imam besar Masjid Al-Aqsa, Sheikh Ikrima Sabri, yang tertembak.
Imam tersebut baru saja selesai menunaikan salat Isya pada Selasa 18 Juli waktu setempat ketika polisi Israel mencoba membubarkan paksa para jemaah. Sabri dilaporkan terluka akibat tembakan tersebut dan telah dibawa ke ke Rumah Sakit Al Maqassid di Yerusalem timur. Tidak diketahui bagaimana kondisinya saat ini.
Pada 20 Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan kepemimpinan Palestina untuk mendesak Israel memindahkan detektor metal tersebut.
Meski badan keamanan Israel Shin Bet menyarankan sebaliknya, Netanyahu memutuskan untuk tetap meletakkan detektor metal tersebut di lokasi, memungkinkan polisi untuk menerapkan kebijakan dengan menggunakannya.
- Puncak bentrokan
Menjelang salat Jumat pada 21 Juli, polisi Israel membatasi orang-orang yang masuk ke dalam kompleks Kota Tua. Mereka melarang orang-orang di usia di bawah 50 tahun.
Protes keras pun terjadi dan demonstrasi tak terelakkan. Hingga pada akhirnya bentrok terjadi di sejumlah kota Tepi Barat dan berujung pada tewasnya 3 orang Palestina.
Presiden Palestina Mahmud Abbas mengumumkan memutus kontak dengan Israel.
Di hari yang sama, seorang Palestina mendobrak masuk ke sebuah rumah Yahudi di Neve Tsuf di Tepi Barat dan menikam 4 orang Israel. Tiga di antaranya tewas, sedangkan seorang Palestina itu ditembak tetangga korban.
- Bentrokan lagi
Pada 22 Juli, bentrokan di Yerusalem timur dan Tepi Barat berlanjut. Ujungnya, 2 orang Palestina tewas, ketika sebuah bom bensin meledak.
Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan menggelar perundingan tertutup dalam 2 hari ke depan setelah Mesir, Prancis, dan Swedia menyerukan pertemuan 'untuk mendiskusikan bagaimana penanganan di Yerusalem bisa didukung.’
Pada 23 Juli, sidang kabinet Israel berkukuh mempertahankan metal detector dan bahkan memasang kamera pengawas atau CCTV di sekeliling kompleks Masjid Al Aqsa.
- Bentrokan lagi
Pada 22 Juli, bentrokan di Yerusalem timur dan Tepi Barat berlanjut. Ujungnya, 2 orang Palestina tewas, ketika sebuah bom bensin meledak.
Para diplomat mengatakan Dewan Keamanan PBB akan menggelar perundingan tertutup dalam 2 hari ke depan setelah Mesir, Prancis, dan Swedia menyerukan pertemuan 'untuk mendiskusikan bagaimana penanganan di Yerusalem bisa didukung.’
Pada 23 Juli, sidang kabinet Israel berkukuh mempertahankan metal detector dan bahkan memasang kamera pengawas atau CCTV di sekeliling kompleks Masjid Al Aqsa.
Tidak ada komentar